Pemanfaatan Big Data dalam Survei Wisatawan Nusantara
“Terima kasih atas kehadiran dari teman-teman Ninjaers, jujur saya lebih senang memanggil dengan istilah Ninjaers, dulu bahkan sempat ada yel-yel khususnya,” ujar Direktur Statistik Keuangan, Teknologi Informasi dan Pariwisata Titi Kanti Lestari mengawali acara pembukaan Evaluasi Kegiatan Survei Wisatawan Nusantara tahun 2018 yang berlangsung di Harris Hotel Bekasi (06/11). Istilah Ninjaers sendiri ditujukan kepada para Kepala Seksi Statistik Niaga dan Jasa yang berasal dari BPS seluruh Indonesia yang hadir pada acara ini.
Saat laporan kegiatan acara, Kasubdit Statistik Pariwisata Rifa Rufiadi mengatakan, "Tahun 2018 ini merupakan tahun yang cukup berat di Subdit Statistik Pariwisata, pada tahun ini banyak sekali survei yang dilaksanakan, salah satunya adalah Survei Wisatawan Nusantara dan Passenger Exit Survey". Pemanfaatan Big Data sudah mulai diterapkan tahun ini untuk kegiatan tersebut, tetapi dampaknya belum terasa sampai daerah. Diharapkan tahun mendatang big data bisa lebih bermanfaat untuk daerah sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan dengan memanfaatkan big data tersebut.
Laporan dari UNWTO menyebutkan bahwa peningkatan wisatawan mancanegara yang datang akan sejalan dengan total belanja wisatawan mancanegara di Indonesia, di mana hal ini akan berkontribusi langsung pada penerimaan PDB. Pemerintah mencanangkan sektor pariwisata sebagai salah satu dari sepuluh program prioritas pembangunan nasional dalam poin keempat yaitu “Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata”.
Pada tahun ini ada pilot menggunakan Mobile Positioning Data (MPD) untuk wisatawan nusantara. Di survei ini kita hanya sampai estimasi provinsi saja, sementara teman-teman di daerah sebenarnya ingin datanya sampai level kecamatan,” lanjut Titi Kanti. Pada tahun 2016 dan 2017 MPD sebenarnya sudah dilaksanakan, tetapi pada tahun itu hanya sebatas pada survei wisatawan mancanegara saja sedangkan pada tahun 2018 MPD dilaksanakan pada survei wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.