Percepatan Penggunaan Analisis Big Data untuk Official Statistic
Dalam beberapa kesempatan pimpinan BPS sudah menyampaikan pentingnya peran big data dalam mendukung data statistik resmi (official statistic) yang dihasilkan BPS. Adanya pandemi covid 19 membuat pencacahan data lapangan menjadi terhambat sehingga pengembangan analisis big data menjadi semakin mendesak.
Analisis big data di BPS sebenarnya bukanlah hal yang baru. Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik sudah menghasilkan banyak analisis yang memanfaatkan big data seperti pergerakan orang selama pandemic covid, analisis transportasi udara, pariwisata, analisis sentiment berita online dan lain lain. Hasil analisis sangat membantu pimpinan BPS ketika menyampaikan data statistik resmi kepada publik dan stakeholder yang lain.
Akan tetapi kondisi yang ada sekarang belumlah cukup, banyak hal yang harus ditingkatkan sehingga pemanfaatan big data semakin optimal. Diperlukan kebijakan khusus agar terjadi percepatan penggunaan big data sebagai pendukung statistik resmi menjadi semakin signifikan.
Ada dua kebijakan penting yang diperlukan dalam percepatan penggunaan analisis big data dalam mendukung statistik resmi, yang pertama adalah dibentuknya tim kerja khusus (ad hoc) yang terdiri dari lintas direktorat. Tujuannya adalah untuk memangkas birokrasi sehingga dapat menghemat waktu. Sebagai contoh, beberapa sumber big data bisa didapatkan dengan kerja sama dengan instansi/lembaga lain. Hal ini membutuhkan ahli hukum untuk membuat berbagai legal draft yang terkait dengan kegiatan tersebut. Ketika di dalam tim ada ahli hukum maka akan menghemat waktu penyelesaiannya. Riset terkait metodologi juga menjadi bagian penting dari tim kerja khusus, hal ini terkait update metodologi yang digunakan dalam analisis big data. Selain itu ahli infrastruktur teknologi informasi terutama manajemen storage dibutuhkan dalam penyimpanan big data. Untuk mendapatkan tim kerja khusus tidaklah sulit. Tahun 2018 BPS telah mengirimkan putra-putri terbaiknya untuk melakukan studi banding ke kantor statistik Belanda dan Inggris. Selain itu sudah ada komunitas data yang tergabung di grup whatsapp yang anggotanya ratusan orang.
Kebijakan kedua yang tidak kalah pentingnya adalah penyediaan anggaran yang memadai. Beberapa sumber data berstatus data bisnis sehingga diperlukan biaya untuk mendapatkannya. Disamping itu sebagai insentif bagi orang-orang yang terlibat di analisis big data perlu disediakan pembiayaan untuk mengikuti training, seminar/konferensi serta pembuatan jurnal ilmiah. Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kompetensi mereka.
Analogi percepatan ini dikaitkan dengan perubahan kecepatan terhadap waktu. Dua kebijakan diatas sangat penting dalam percepatan penggunaan big data sebagai pendukung statistik resmi. Waktu berjalan dengan cepat, jangan sampai kita mengulur waktu lagi.